Piramida Gizi Seimbang

Piramida Gizi Seimbang

Selasa, 15 November 2011

Si Mungil Buah Buni

Buah buni berbentuk bulat kecil-kecil dan bergerombol dalam tangkai seperti buah anggur. Warna kulit buahnya merah dan ungu kehitaman.

Kandungan zat gizi dan fitonutrien :
vitamin C, provitamin A (karotenoid), Vitamin B1, Vitamin B2 dan Vitamin E
mineral besi, fosfor dan potasium/ kalium
serat

Manfaat buah buni :
baik untuk menjaga kesehatan mata
melancarkan saluran pencernaan dan mencegah konstipasi
sebagai antioksidan dan menjaga kekebalan tubuh

Kurma Si Manis & Bernutrisi


Buah kurma (phoenix dactylifera) berasal dari tanaman sejenis palem yang tumbuh di gurun pasir. Buah kurma di masyarakat dikenal dan dipercaya mempunyai khasiat yang berkenaan dengan mengatasi kurang darah, meningkatkan stamina, meningkatkan kesuburan, penyembuhan penyakit, dan aneka manfaat lainnya. Analisis terhadap kandungan buah kurma menunjukkan komposisi zat gizi yang lengkap dan seimbang. Kurma banyak mengandung karbohidrat, beberapa mineral terutama potassium dan zat besi, serat makanan, serta vitamin lainnya. Seperti pangannabati lainnya, dengan memperhatikan warna buah kurma yang coklat kekuningan, kemungkinan buah kurma kaya kandungan polifenol yang mempunyai antioksidan bermanfaat. Sudah banyak bukti bahwa kemampuan antioksidan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Namun, sampai saat ini belum tersedia informasi tentang kapasitas total antioksidan pada kurma.
Kurma juga merupakan sumber karbohidrat. Cepat lambatnya karbohidrat pangan diubah menjadi glukosa darah dinyatakan dalam Indeks Glikemik (IG). Indeks Glikemik (IG) suatu jenis pangan menggambarkan respon glukosa darah pasca mengonsumsi pangan tersebut. IG suatu bahan pangan dikategorikan rendah jika mempunyai nilai IG < 55 dan tinggi jika > 70.  Kandungan karbohidrat dalam bentuk gula buah (fruktosa) pada kurma juga diduga bermanfaat untuk peningkatan stamina. Setelah bekerja keras atau olahraga, dengan mengonsumsi sari atau buah kurma diharapkan dapat mempercepat pemulihan stamina.
Hardinsyah et.al. 2011. Uji Preferensi, Nilai Antioksidan, Indeks Glikemik, serta Pengaruh Konsumsi Sari dan Buah Kurma Terhadap Stamina. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Kamis, 10 November 2011

Anjuran Gizi untuk Pengidap AIDS


Defisiensi zat gizi memegang peranan penting dalam patogenesis penyakit HIV. Terapi gizi medis dengan konseling pribadi sangat penting selama proses pengobatan. Tujuan intervensi gizi adalah untuk:
1.    Memelihara dan memperluas pengetahuan gizi dan rasa kekuatan
2.    Memelihara atau memulihkan berat badan sehat dan morfologi normal
3.    Memelihara atau memulihkan status protein somatis dan visceral optimal
4.    Mencegah defisiensi zat gizi atau penurunan yang mempengaruhi sistem imum
5.    Pengobatan atau meminimalisir HIV atau pengobatan yang berhubungan dengan asupan dan absorpsi zat gizi
6.    Mengoreksi keabnormalan metabolisme
7.    Membantu ketaatan pengobatan untuk meningkatkan level optimal terapi
Setiap orang dengan infeksi HIV/AIDS memerlukan terapi gizi medis secara terus-menerus. Hal tersebut sangat penting untuk mendidik individu mengenai pentingnya konsumsi diet seimbang yang baik untuk menyediakan makanan yang cukup dan zat gizi untuk memelihara atau memperbaiki status gizi, dan untuk mencegah kekurangan energi protein dan defisiensi vitamin dan mineral. Konseling harus dilakukan secara pribadi, termasuk hambatan untuk mencukupi asupan, dan didukung dengan material yang praktis.
            Energi dan protein dibutuhkan tergantung status kesehatan dari individu selama periode infeksi HIV, perkembangan penyakit, dan perkembangan komplikasi yang mengganggu asupan dan pencernaan zat gizi. Kebutuhan energi meningkat hingga 13 %  dan kebutuhan protein hingga 10% untuk setiap celcius dari peningkatan temperatur di atas normal. Perbaikan atau sebaliknya dari pembuangan HIV diketahui ketika menggunakan 500 kkal dari kebutuhan energi dan protein sebesar 1,6-1,8 g/kg BB. Kebutuhan protein sekitar 1-1,4 g/kg BB untuk pemeliharaan dan 1,5-2 g/ kg BB untuk replikasi. Minyak ikan (asam lemak omega 3) jika diberikan dengan lemak MCT, dapat memperbaiki fungsi sistem imun karena kombinasi ini menghasilkan sedikit peradangan dibandingkan asam lemak omega 6. Cairan dibutuhkan pada individu yang terinfeksi HIV sama banyak dengan individu sehat sekitar 30-35 ml/kg (8-12 c untuk dewasa) per hari, dengan jumlah tambahan untuk mengganti kehilangan cairan melalui diare, mual dan muntah, keringat malam, dan demam panjang. Penggantian elektrolit yang hilang (natrium, kalium, klorida) pada saat muntah dan diare juga dianjurkan. Kebutuhan untuk meningkatkan zat gizi mikro telah dianjurkan dan direkomendasikan bahwa pasien meminum multivitamin dan suplemen mineral harian yang menyediakan 100% RDA, dan suplemen B-kompleks.